Mengunjungi suatu daerah belum lengkap rasanya jika belum mencicipi makanan yang menjadi ciri khas daerah yang dikunjungi. Gunungkidul adalah daerah di Yogyakarta yang memiliki panorama alam pantai yang sangat indah dan pasir putih. Tetapi dalam hal kuliner, Gunungkidul juga memiliki berbagai makanan khas yang mantap dan sulit ditemui di daerah manapun.
Tiwul dan Gatot merupakan makanan khas yang berasal dari Gunungkidul, keduanya sama-sama terbuat dari singkong, namun dua makanan ini sangatlah berbeda baik dari tampilan ataupun fungsinya. Untuk lebih lengkapnya, simak ulasannya berikut…
Tiwul

Tiwul adalah makanan yang befungsi sebagai nasi atau alternatif nasi bagi masyarakat Gunungkidul yang terbuat dari tepung gaplek atau singkong kering. Nasi tiwul adalah makanan khas Gunungkidul yang dulunya merupakan makanan pokok masyarakat di Gunungkidul. Makanan yang dulunya diidentifikasi dengan potret kemiskinan di daerah ini, tetapi sekarang menjadi makanan khas yang memiliki beragam variasi dan penggemarnya tersendiri. Nasi tiwul tidak lagi menjadi pengganti makanan pokok, tetapi telah menjadi kuliner yang banyak dicari di Gunungkidul.
Kelebihan nasi tiwul ini ditemukan dalam rasa manis dan asin yang disebabkan oleh rasa singkong. Dalam Nasi Tiwul Anda juga bisa menambahkan gula merah yang dikombinasikan dengan kelapa parut. Cara mengolahnya sangat mudah, pohon-pohon singkong dikupas, dijemur sampai kering hingga menjadi Gaplek. Kemudian, Gaplek dihaluskan untuk mengubahnya menjadi tepung setelah itu baru dapat diproses menjadi tiwul.
Tiwul memiliki rasa yang sedikit manis dan memiliki aroma alami gaplek, sehingga rasanya cukup unik dan khas. Selain itu, teksturnya yang halus dan pulan memberikan sensasi tersendiri ketika Anda memakannya. Diyakini bahwa tiwul ini sangat bermanfaat bagi tubuh Anda, karena memiliki kandungan kalori lebih rendah dari nasi, sehingga cocok bagi yang sedang diet dan Tiwul ini juga dapat mencegah penyakit seperti bisul dan penyakit perut lainnya.
Gatot

Gatot adalah cemilan khas Gunungkidul yang terbuat dari gaplek atau sejenis singkong kering, sama dengan Tiwul. Singkong yang sudah dikupas kemudian dibersihkan lalu dijemur hingga kering. Tetapi untuk membuat gatot khusus, singkong yang digunakan harus berkualitas baik.
Cara membuat makanan gatot sangat sederhana. Gatot kering kemudian direndam selama sekitar 12 jam (semalam). Kemudian cuci bersih, singkong kering dipotong-potong kecil sesuai dengan ukuran gatot pada umumnya, kemudian dikukus selama sekitar 2 jam. Setelah dikukus, gatot ditempatkan dalam wadah lebar agar dingin dengan cepat. Saat menyajikan gatot agar lebih enak ditaburi kelapa parut, gula, dan sedikit garam.
Dari segi rasa, gatot memiliki rasa yang khas. Aroma gaplek masih tercium. Biasanya, makanan ini disajikan dengan kelapa parut dan gula merah, sehingga rasanya cenderung manis dan agak asin. Tekstur makanan yang sudah matang ini biasanya cukup kunyah. Hal ini disebabkan karena proses perendaman dengan air kapur sirih selama proses pembuatannya.
Konon, gatot memiliki beberapa khasiat bagi tubuh. Salah satunya adalah memperlancar pencernaan. Hal ini karena proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup panjang, saat proses tersebut terjadi pula proses fermentasi. Makanan yang telah difermentasi umumnya baik untuk pencernaan, selain membuat kenyang, komponen gizi penyusunnya juga telah diubah untuk membuatnya lebih mudah dicerna.
Itulah penjelasan mengenai makanan khas Gunungkidul Tiwul dan Gatot, semoga bermanfaat!